Dodolan Kampung Kelurahan Ngampilan
Kelurahan Ngampilan merupakan sebuah Kelurahan yang secara administrasi kewilayahan terletak di Kemantren Ngampilan, atau berada di sebelah barat Kawasan malioboro. Ngampilan sendiri terkenal sebagai sentra Bakpia. Produksinya merambah rumahan dan terkenal sebagai pusat oleh-oleh khas Kota Yogyakarta. Di Kelurahan Ngampilan sendiri terdapat sebuah Kampung yang disana hampir semua warganya memproduksi bakpia, yaitu di Kampung Sangrahan Pathuk, dimana di Kampung tersebut terdapat 35 brand bakpia yang diproduksi secara rumahan. Ketika masuk ke gang yang sempit di Kampung Sangrahan, aroma makanan berbahan baku tepung dan kacang ijo sungguh menggoda. Di sepanjang Sanggrahan, Pathuk, Ngampilan aroma harum bakpia begitu terasa. Di kanan dan kiri jalan terpasang plang merek bakpia. Beberapa menggunakan nama orang, tetapi lebih banyak yang memasang merek berdasarkan nomor rumah, atau angka kesukaan mereka. Di dalam rumah warga, orang-orang duduk berharap mengelilingi meja. Adonan kulit dan isi bakpia berwarna ungu dan kuning terang menggunung di depan mereka.
Selanjutnya di Kampung Ngadiwinatan NG I/1218 RT 57/RW 11 terdapat sebuah paguyuban Jemparingan Adiwinoto yang di Kelola oleh warga kampung sejak Februari 2020. Jemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram. Berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, atau dikenal juga dengan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta. Keberadaan jemparingan dapat ditelusuri sejak awal keberadaan Kesultanan Yogyakarta. Adalah Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), raja pertama Yogyakarta, yang mendorong pengikutnya untuk belajar memanah sebagai sarana membentuk watak ksatria. Watak ksatria yang dimaksud adalah empat nilai yang diperintahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk dijadikan pegangan oleh rakyat Yogyakarta, yaitu sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh. Sawiji artinya konsentrasi, greget artinya semangat, sengguh berarti rasa percaya diri, dan ora mingkuh berarti memiliki rasa tanggung jawab. Pada awalnya, permainan ini hanya dilakukan di kalangan keluarga Kerajaan Mataram, dan dijadikan perlombaan di kalangan prajurit kerajaan. Namun seiring waktu, seni memanah ini kini semakin diminati dan dimainkan oleh banyak orang dari kalangan rakyat biasa dan pada jaman sekarang ini sudah banyak terbentuk paguyuban jemparingan yang ada di Kota Yogyakarta. Paguyuban Jemparingan Adiwinoto merupakan salah satunya, paguyuban Jemparingan Adiwinoto rutin melakukan pelatihan jemparingan yang dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu. Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB dan terdapat waktu istirahat pada pukul 12.00 WIB. Semua orang diperbolehkan untuk mengikuti pelatihan jemparingan tersebut, disana sudah disediakan semua peralatan yang diperlukan dan terdapat berbagai macam ukuran busur panah menyesuaikan dengan tinggi badan yang akan menggunakannya. Sehingga tidak perlu khawatir jika belum memiliki peralatan jemparingan karena disana sudah disediakan. Yang lebih menarik pelatihan jemparingan disana tidak dipunggut biaya. Uniknya setiap 35 hari sekali (selapan) tepatnya hari Minggu Wage diadakan Gladen atau lomba bagi peserta Latihan.