Kota Yogyakarta Resmi Memiliki Masjid Agung

Kegiatan Shalat Isya Berjamaah dan Shalat tarawih kembali dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pada Sabtu (1/4/2023). Kegiatan yang dikemas dalam safari tarawih ini dilaksanakan di Masjid Syuhada, Kotabaru, Kem. Gondokusuman.

Selesai melaksanakan Shalat tarawih, dalam kegiatan tersebut dilaksanakan penetapan Masjid Syuhada sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta. Penetapan tersebut dilakukan dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Walikota nomor 176 Tahun 2023 yang diserahkan oleh Pj. Walikota Yogyakarta, Sumadi dan diterima oleh Ketua Yayasan Masjid Syuhada, KRT Jatiningrat. Selain menyerahkan SK penetapan Masjid Syuhada sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta Pemkot Yogyakarta juga menyerahkan bantuan berupa uang senilai 20 juta rupiah.

Dalam sambutannya Sumadi mengatakan, penetapan ini sudah melewati proses dan kajian yang mendalam. Menurutnya, selain tempat ibadah, Masjid Syuhada, juga menjadi simbol, sekaligus monumen dan pengingat perjuangan para syuhada dalam melawan penjajah era kolonial silam.

“Masjid Syuhada bukan sebatas bangunan cagar budaya, tetapi masjid ini penuh akan nilai perjuangan dan kebangsaan.” katanya.

Ia berharap, dengan ditetapkannya menjadi Masjid Agung, Masjid Syuhada ke depan bisa menjadi salah satu ikon di Kota Yogyakarta. Terlebih, dengan lokasi yang berada di kawasan Kotabaru, Masjid Syuhada diyakini memiliki daya tarik tersendiri bagi turis.

“Bagi wisatawan yang berlibur di Kota Yogyakarta, rasanya kurang lengkap jika belum sempat mampir ke Masjid Syuhada,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Masjid Syuhada juga menggelar Ngaji Kebangsaan. Penjabat Walikota Pun sangat menyambut baik acara tersebut.

Menurutnya acara ini sejalan dengan misi Masjid Syuhada yang ingin menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat peribadatan saja, akan tetapi sebagai simbol, penggerak, dan pembangun peradaban.

Ngaji Kebangsaan ini menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, Mahfud MD.

Dalam tausiahnya ia meminta agar umat para jemaah menghargai perbedaan karena sejatinya Allah menciptakan manusia dalam keberagaman.

"Seperti yang telah diketahui, kemajemukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah anugerah. Negara dengan sebutan multikultural ini seharusnya dapat menjadi kekayaan bangsa," jelasnya.

Bahkan anugerah tersebut merupakan potensi yang dapat diolah sehingga dapat mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara. "Beragama dan bernegara menjadi keniscayaan yang tidak dapat dipisahkan," tambahnya.

Mahfud MD mengingatkan kepada jemaah agar selalu ingat terhadap sejarah. “Orang yang gugur di medan perang, itu tidak akan mati. Meskipun jasadnya tidak ada tetapi pikirannya ada bersama kita,” ujar Mahfud.

Dirinya mengenang Masjid Syuhada sebagai masjid peninggalan pemerintahan pertama republik Indonesia saat berpindah ke Jogja kala terjadi agresi militer Belanda.